Orientalisme adalah gelombang pemikiran yg mencerminkan berbagai
studi ketimuran yg islami. Yang dijadikan objek studi ini mencakup
peradaban agama, seni, sastra, bahasa dan kebudayaan. Gelombang
pemikiran ini telah memberikan andil besar dalam membentuk persepsi
Barat terhadap Islam dan dunia Islam. Caranya ialah dgn mengungkapkan
kemunduran pola pikir dunia Islam dalam rangka pertarungan peradaban
antara Timur dengan Barat.
Akar Pemikiran dan sifat
idiologi orientalisme sebenarnya adalah akibat gesekan yg terjadi antara
Timur dan Barat pada masa Perang Salib melalui delegasi-delegasi resmi
ataupun melalui perjalanan-perjalanan. Pendorong utamanya adalah teologi
Nasrani yang berambisi menghancurkan Islam dari dalam dengan cara tipu
daya dan kecurangan. Pada masa-masa terakhir ini orientalisme
bagaimanapun juga mulai tampak melepaskan diri dari belenggu tersebut
dan beralih mendekati semangat ilmiah. Penyebaran dan Kawasan
Pengaruhnya Barat merupakan arena gerakan kaum orientalis. Mereka
terdiri atas orang-orang Jerman, Inggris, Prancis, Belanda, dan
Hongaria. Mereka sebagian muncul di Italia dan Spanyol. Sekarang Amerika
merupakan pusat orientalisme dan pengkajian Islam. Pemerintah,
lembaga-lembaga ekonomi, yayasan dan bahkan gereja tidak segan-segan
menguras dana keuangan dan dukungan. Mereka juga menyediakan fasilitas
untuk pengkajian keislaman di universitas-universitas sampai jumlah
orientalis menjadi ribuan orang. Gerakan orientalisme diciptakan utk
mengabdi kepada gerakan Kristenisasi dan penjajahan. Terakhir gerakan
ini dimanfaatkan kaum Yahudi dan Zionisme utk kepentingannya dalam
rangka melumpuhkan Timur dan menancapkan dominasinya baik langung maupun
tidak langsung.
Strategi gerakan orientalisme dan
misionarisme dalam memerangi Islam dan kaum muslimin adalah melalui
penguasaan media informasi dan penerbitan buku, majalah, tabloid dan
lain-lain. Media informasi jauh lebih dahsyat dampaknya daripada
strategi-strategi lainnya. Melalui karya tulis, baik buku atau makalah,
artikel maupun essai, modus operandi serangan dan hujatan terhadap Islam
tertata dan terencana dengan rapi. Lord Herdley yang beroleh petunjuk
Islam, membuka kedok para musuh Islam dalam memerangi ajaran Islam,
nabi Islam dan al-Quran. Intinya hujatan para orientalis dan lobi yahudi
yang dituangkan dalam karya tulis menyangkut sikap berpoligami yang
dilakukan Rasulullah saw, hukum potong tangan dan rajam dan
hujatan-hujatan nyinyir lainnya.
Diantara karya-karya produk pemikiran kaum orientalis dan misionaris itu, antara lain The Islamic Encyclopaedia, The British Encyclopaedia, dimuat didalamnya serial keislaman dan nabi Islam, Kehidupan Muhammad karya Sir William Morer, Islam karya Alfred Gome, Islam karya Henry Lamans, Islam karya Samuel Zwimer, Kitab Petunjuk (terdiri atas empat jilid), Neraca Kebenaran karya Stinckers Ridle, dan Jesus dalam Islam karya Abraham Lucas.
Orang
yg jernih pemikirannya dan objektif di dalam menilai Islam kebanyakan
mereka justru memeluk Islam. Kini perkembangan orang-orang Barat dalam
memeluk Islam semakin kuat. Dengan demikian meskipun di satu sisi
pemikiran para orientalis itu mengacaukan bagi umat Islam tetapi di sisi
lain karya-karyanya mengembangbiakkan penganut Islam di sarangnya
sendiri. Orang yg berpikiran rasional akan meneliti lebih jauh tentang
tulisan yg bersifat tidak rasional. Dari sinilah para intelektual Barat
banyak yg mengkaji tentang Islam. Akhirnya melihat betapa tingginya
nilai yang terkandung di dalam Al-Quran mereka banyak yg masuk Islam.
Di
bawah ini adalah bebarapa pengakuan jujur dan ungkapan kebenaran yang
keluar dari lisan para “mantan” misionaris dan orientalis yang masih
“sehat” jiwa dan pikir mereka sehingga dapat melihat Islam dengan
lanskap pandang objektif dan jujur, baik yang tercerahkan Islam -
beroleh petunjuk dari Allah SWT maupun yang tetap kafir.
1. Thomas Carly, filosof berkebangsaan Inggris dalam kitabnya yang berjudul “Para Satria”
“Sungguh
sangat naif, jika ada salah seorang daripada generasi anak zaman ini
yang menebar provokasi bahwa Islam adalah agama bohong, atau menuduh
Muhammad tidak benar. Sudah tiba saatnya bagi kita untuk menepis
provokasi keji tersebut, mereka yang menuduh Islam agama bohong dan
Muhammad tidak benar, merekalah sejatinya yang bohong! Risalah (ajaran)
yang dibawa nabi agung ini telah eksis sejak empat belas abad yang
lampau, dan menjadi lentera para pengikutnya dan kemanusiaan universal.
Karenanya sangat logis jika agama ini diikuti oleh ratusan juta manusia
di seluruh penjuru dunia. Logiskah ajaran yang diikuti ratusan juta
manusia dan bertahan dengan kemurnian ajarannya selama empat belas abad
dituduh sebagai agama bohong? Manusia bohong tidak mungkin mampu
membangun ideologi yang dipeluk ratusan juta bahkan milyaran manusia
selama berkurun-kurun dan pengikutnya terus bertambah kian tahun dan
abad. Atas dasar itu, saya katakan; adalah salah besar mereka yang
menuduh Muhammad sebagai manusia bohong. Justru mereka yang menuduh
bohonglah yang bohong dalam arti sesungguhnya. Dan jika mereka mau
membaca risalah (ajaran) yang diserukan Muhammad dengan hati bening dan
pikiran bersih, niscaya akan mengakui bahwa risalah yang diserukan
Muhammad adalah benar. Ucapan-ucapan Muhammad berasal dari “wahyu” gaib
yang maha misteri. Muhammad laksana tongkat yang digerakkan Allah untuk
menuntun segenap umat manusia ke jalanNya. Itulah ketentuan Allah. Dan
keutamaan Allah diberikan kepada siapa saja yang dikehendakiNya.”
2. Professor Messo Gabriel, anggota Dewan Keilmuan Perancis dan pakar sejarah Eropa ternama
“Paska
kehadiran nabi yang menyatukan kabilah-kabilah Arab dalam satu tujuan
hidup dan satu visi kehidupan, simpati dan pengikutnya membentang dari
sungai Tage Spanyol hingga sungai Gangga di India. Menegakkan panji
peradaban dan kebudayaan ke seluruh permukaan bumi, pada saat bangsa
Eropa masih terlelap dalam kebodohan di abad pertengahan. Para pemeluk
Islam menyebar ilmu pengetahuan, memungkasi perilaku barbar dan
melapangkan jalan pencerahan bagi masyarakat Eropa. Maka sungguh naif
melupakan jasa besar kaum muslimin, bangsa harus berterima kasih kepada
umat Islam, berkat jasa baik mereka, kini menjadi bangsa berperadaban
dan maju.”
Messo Gabriel juga menyitir ujaran Alexander Hompolet :
“Bangsa
Arab sengaja dicipta Tuhan untuk menjadi mediator kemajuan
bangsa-bangsa di dunia melalui ajaran Islam. Ajaran Islam dan kaum
muslimin memiliki pengaruh yang spektakuler bagi kemajuan dunia. Mereka
layak diapresiasi, dan kita tidak perlu malu untuk mengungkapkan
kebenaran bahwa umat Islam adalah mahaguru bagi bangsa dan kaum
kristiani Eropa. Atas jasa baik umat Islamlah kita bisa meraih seperti
apa yang telah gapai saat ini.”
3. Professor Edward Midarel, pakar sejarah dan peradaban di Universitas Colombia - Amerika Serikat
Mengkritik
keras “ulah” para misionaris dan orientalis yang berlebih-lebihan
memusuhi Islam dan kaum muslimin serta membusukkan citra masyarakat
Timur yang mayoritas pemeluk agama Islam.
Menurut
Professor Edward, provokasi yang dilakukan para misionaris di langit
kehidupan Amerika sungguh sangat menyesatkan dan sama sekali tidak
berdasar: “ada satu hal yang tidak boleh dianggap remeh oleh segenap
masyarakat Amerika, yaitu; komentar salah dan sesat tentang masyarakat
Timur yang selama ini disuarakan pihak-pihak tertentu di langit
kehidupan negeri ini. Saya perlu tegaskan kepada publik Amerika Serikat,
bahwa apa yang diwacanakan para ahli ketimuran (orientalis) tentang
Islam dan kaum muslimin adalah salah besar dan sangat menyesatkan.
Demikian pula warta keberhasilan yang disiarkan para misionaris,
mengkristenkan negara-negara Islam adalah bohong besar. Dan yang
terpenting dari semua itu, adalah informasi tentang Islam dan umat Islam
yang disuarakan para orientalis dan misionaris di langit kehidupan
Amerika sama sekali tidak benar.”
4. Reinart Dezy, sejarawan Belanda dalam Analisa Tentang Sejarah Islam
“Ekspansi
Islam yang spektakuler, berikut sikap santun orang-orang Islam di
negara-negara yang mereka duduki, lebih-lebih cara mereka memperlakukan
penduduk negeri tersebut sangat menakjubkan, orang-orang Islam itu
mengenalkan ajaran Islam yang bersendikan nilai-nilai persaudaraan,
kasih sayang, keadilan, kemuliaan dan penghormatan terhadap hak-hak
asasi manusia, sama sekali tidak akan bisa ditemukan pada komunitas
maupun bangsa lain di dunia ini.
Ketika bangsa Eropa tidur lelap
dalam buaian kebodohan, mereka sama sekali tidak pernah melihat cahaya
pencerahan (ilmu pengetahuan) meski sebesar lubang jarum. Tiba-tiba
bangsa Eropa disinari cahaya ilmu pengetahuan yang dibawa umat Islam,
pelan namun pasti, bangsa Eropa belajar ilmu sastra, budaya, filsafat
dan ilmu-ilmu lainnya, sehingga bangsa Eropa mampu bekerja mencari
penghidupan, sebelum akhirnya mampu memproduksi. Apa yang didapatkan
bangsa Eropa dari umat Islam jauh tertinggal dibandingkan bangsa-bangsa
yang mendiami kota Baghdad, Samarkand, Damaskus, Qawairan, Mesir,
Persia, sebelum akhirnya penduduk Granada dan Cordova mengikuti jejak
mereka, barulah seluruh ranah Eropa memperoleh pencerahan ilmu
pengetahuan yang disebarkan umat Islam. Sungguh jasa umat Islam sangat
besar bagi masyarakat Eropa.”
5. Issac Taylor, pimpinan gereja Inggris
“Islam
menyebar panji peradaban yang belum dipelajari umat manusia. Kontribusi
ajaran Islam sangat mengagumkan bagi kemajuan Eropa, kehadiran umat
Islam sangat mengagumkan bagi kemajuan Eropa, kehadiran Islam di bumi
Eropa mampu membangkitkan “penghuni” (masyarakat) Eropa dari tidur
panjang mereka. Dan jasa besar Islam bagi masyarakat internasional
adalah tegaknya bangunan peradaban bangsa-bangsa di muka bumi ini.”
6. Gustav Lobon, ilmuwan Perancis
“Ajaran
Tauhid Islam, mampu mencairkan (melebur) semua sistem kepercayaan
sebelumnya, inilah rahasia kekuatan Islam. Jalan ketuhanan yang
ditawarkan Islam sangat simpel dan mudah dipahami siapa saja, sebuah
etos penyembahan yang tidak berbelit-belit, mudah dicerna dan
dipraktekkan, yang tidak akan pernah ditemukan agama-agama lain. Islam
mengajarkan percaya kepada Tuhan Yang Esa, dan semua penyembah Tuhan
adalah sama dihadapanNya, kecuali yang paling takut dan dekat kepadaNya.
Semua pemeluk Islam bebas mewajahkan ibadahnya dihadapan Tuhan tanpa
mediasi (perantara) maupun ritual berbelit-belit seperti yang ada dalam
agama lain. Inilah rahasia terpendam, kenapa Islam bisa dierima semua
orang dari berbagai ras, etnis dan bangsa.”
Gustav Lobon
juga memberi apresiasi tinggi atas kontribusi Islam bagi kemajuan
peradaban Eropa khususnya dan dunia pada umumnya. Karenanya Islam mampu
menjadi kampiun dunia beberapa kurun, dengan kekuasaan yang terbentang
dari Spanyol bumi belahan barat hingga India bumi belahan timur.
Peradaban Islam mampu menyinari dunia oleh sebab itu bukanlah hal yang
mengherankan jika panji Muhammad saw tertancap di penjuru dunia.
7. John Van Gite, penyair utama Jerman (1749-1832 M)
Rela
meluangkan waktunya untuk “mengaji” al-Quran secara tuntas. Usai
mendalami al-Quran John mengatakan : “Jika al-Quran ini merupakan inti
ajaran Islam, maka setiap pemikir di dunia ini adalah muslim. Ajaran
al-Quran mencakup semua dimensi kehidupan, dan bersifat universal.
Apapun metode dan sistem yang dibuat manusia, mustahil bisa menyerupai
al-Quran.”
8. Jebb, orientalis Inggris
“Islam
akan menjadi kekuatan penyeimbang antara dua kubu adidaya dunia.
Kekuatan barat yang diwakili kapitalisme dan imperialime Eropa vis a vis
kekuatan Timur yang diwakili sosialisme komunis Rusia. Kekuatan ekonomi
barat akan “menabrak” (membentur) keras sistem sosialisme timur,
kecuali jika Islam menjadi jembatan diantara keduanya. Hanya Islam yang
mampu menjadi kekuatan penyeimbang, bukan hanya untuk dua kubu
kapitalisme vis a vis sosialisme, tetapi penyeimbang bagi semua ideologi
dan tatanan kehidupan dunia. Sebab Islam mengajarkan nilai-nilai
keadilan dan egalitas bersendikan nilai-nilai keTuhanan yang tidak akan
kita temukan pada ajaran agama lain. Maka jika terjadi pertikaian di
muka bumi ini, solusinya adalah Islam, sebab hanya dalam Islam yang
mampu memecahkan permasalahan yang membelit kehidupan masyarakat dunia.”
Jebb menyitir pendapat Willy, sejarawan Inggris dalam karyanya “Konklusi Sejarah” yang
menyatakan “Islam mengajarkan sistem politik utama, yang patut
dijadikan rujukan politik sepanjang lorong waktu kehidupan ini. Islam
juga mengajarkan hidup produktif dan pola hidup yang bergerak.”
9. Sir Thomas Arnold (1795-1847 M), pemikir besar Inggris
Dalam
karyanya yang berjudul “Bangsa Barat dan Dunia” memberi apresiasi yang
tinggi kepada umat Islam atas kontribusi mereka terhadap kemajuan Eropa
dan dunia, mengagumi spirit persatuan dan persaudaraan Islam yang tidak
mengenal batas teritorial, ras, etnis, suku dan bangsa masing-masing
pemeluknya. Sebuah wajah persaudaraan dan persatuan yang tidak pernah
ditemukan dalam pemeluk-pemeluk agama lain. Pemikir besar Inggris ini
juga tak kuasa menyembunyikan ketakjubannya, melihat semagat
persaudaraan Islam dalam ritual ibadah haji. Bagaimana mungkin
orang-orang yang sepanjang hidupnya belum pernah sekalipun bertemu,
tiba-tiba menjadi sangat akrab seperti sudah kenal bertahun-tahun saat
bersama-sama menunaikan ibadah haji? Bagaimana mungkin orang yang datang
dari Cordova maupun Maroko tiba-tiba akrab dengan orang yang datang
dari Indonesia maupun Cina, mereka seperti kawan dekat yang sudah kenal
bertahun-tahun, bahkan seperti saudara kandung yang lama tidak bertemu.
Sir Thomas Arnold juga mengakui peran besar Islam dalam menjadikan
bangsa Eropa yang semula bodoh dan tertinggal menjadi bangsa yang maju
seperti saat ini. Andai bukan karena jasa baik umat Islam, mustahil
bangsa Eropa mampu meraih kemajuan seperti yang mereka raih saat ini.
10. Bernard Shaw, filosof agung Inggris
Ketika
melihat kecamuk perang dunia kedua membakar emosi masyarakat dunia,
Bernard berkata tegas “Dalam situasi dunia yang mencekam seperti saat
ini, sungguh masyarakat dunia butuh sosok seperti Muhammad. Pemimpin
seperti dialah yang mampu mengetas mega permasalahan dunia, hanya dengan
duduk sambil menyeduh kopi.”
11. Lora Viessa, penulis wanita Italia
Dalam
karyanya yang berjudul “Kebaikan-Kebaikan Islam” menuturkan “Sungguh
menakjubkan ajaran Islam, kehadirannya laksana mukjizat bagi kehidupan
umat manusia, ia mampu merubah suku-suku yang bertikai sepanjang kurun
menjadi suku-suku yang bersaudara dan bersatu. Ia membangun rasa
persaudaraan sesama pemeluk Islam dengan tali kasih sayang yang lahir
dari hati suci paling dalam. Ia mengajarkan menyembah Tuhan Yang Esa,
dengan penghayatan yang utuh, tanpa aturan-aturan absurd. Ia mengenalkan
nilai-nilai kebersamaan, keadilan, kesetaraan dan persaudaraan dalam
bingkai iman dan Islam. Ia mengenalkan sikap toleransi dan menghargai
keyakinan (agama lain). Ia mewanti-wanti para satrianya yang berjuang
membela agamaNya untuk tidak membunuh manusia-manusia usia lanjut,
anak-anak, para wanita dan memperlakukan tawanan sebaik mungkin. Hanya
Islam yang mengajarkan moral bagus dan perilaku luhur seperti itu. Andai
dunia ini dibawah panji Islam, niscaya kehidupan damai bisa diwujudkan
di muka bumi ini.”
12. Will Durrant, Penulis, sejarawan dan filosof Amerika
Dalam pengantar kitabnya “Cerita Peradaban”
menuturkan “Aib besar yang dilakukan manusia-manusia barat ialah
menafikan atau bahkan mengingkari peran agung umat Islam atas kemajuan
yang mereka raih saat ini. Kenaifan itu kian nyata, manakala kita dapati
mayoritas pemikir barat mereduksi sejarah anak bangsa ini, sehingga
generasi muda kita benar-benar tidak tahu jasa besar Islam, yang mereka
tahu justru sejarah Romawi yang sama sekali tidak memberi kontribusi
kemajuan bagi anak bangsa ini. Sungguh merupakan penyelewengan sejarah
jika menghapus peran besar umat Islam dalam sejarah bangsa Eropa.”
Will
Durrant juga memberi apresiasi yang tinggi kepada rasul Muhammad saw
atas peran agungnya mengajarkan moralitas luhur, pekerti mulia, yang
disebarkan umat Islam ke penjuru dunia. Will memuji al-Quran sebagai
kitab yang mudah dipahami oleh siapapun dan tersusun dengan
kalimat-kalimat yang menakjubkan, padat makna dan kaya hikmah, mengakui
dengan penuh kejujuran bahwa al-Quran satu-satunya kitab suci yang
mengajarkan sistem kehidupan sosial yang bersendikan persatuan,
kesetaraan, keadilan dan persaudaraan imani. Will mengakui hanya
Islamlah agama yang mengajarkan kebebasan bertanggung jawab baik
dihadapan sesama manusia lebih-lebih dihadapan Allah. Kebebasan dan
kemerdekaan Islam benar-benar ideal, karena bersendikan rasa kasih
sayang dan tanggung jawab. Keadilan yang diajarkan Islam juga
tersterilkan dari semangat keberpihakan dan selubung kepentingan
pragmatisme duniawi. Andai rasa keadilan, kebebasan, kemerdekaan dan
persaudaraan Islam itu diterapkan di bumi Eropa, niscaya bangsa Eropa
terjauhkan dari petaka kriminalitas dan bencana yang jamak membelit
hidup dan kehidupan mereka.”
13. Libby West, pemuka orientalis Austria
“Ajaran
Islam tidak mengenal kelas sosial, manusia di mata ajaran Islam adalah
sama dan setara. Padahal sejarah kehidupan manusia, banyak dipenuhi
kasus pertikaian kelas sosial dari berbagai bangsa di muka bumi ini.
Inilah kehebatan Islam yang menganjurkan menghormati, menghargai dan
memuliakan harkat dan martabat kemanusiaan seorang manusia. Hanya Islam,
agama yang mengajarkan kesetaraan (egalitas). Islam mengajarkan
keadilan sosial dan pemenuhan hak-hak elemen sosial, apapun statusnya,
apapun ras, suku etnis dan bangsanya, semuanya dalam sistem sosial Islam
beroleh hak yang sama. Hanya masyarakat Islam yang memiliki empati dan
kepedulian sosial tinggi, yang tidak akan pernah kita temukan dalam
masyarakat lain.
Libby West juga menjawab “mantan”
koleganya di gerakan orientalis dan misionaris yang menuduh Islam
disebarkan dengan hunusan pedang : “Mereka yang menuduh Islam disebarkan
dengan pedang lebih-lebih disyiarkan melalui jalan kekerasan adalah
pembohong besar. Aku tantang kalian wahai para orientalis dan
misionaris, carilah ayat Qur’an yang menyuruh umat Islam menghunus
pedang lalu menghujamnya ke tubuh orang-orang yang tidak bersalah dan
berdosa! Perintah perang dalam Islam bertujuan untuk membela diri dan
membela aqidah Islam, itupun jika jalan damai tidak lagi bisa ditempuh.
Jikalau jalan damai bisa ditempuh, niscaya umat Islam akan menghindari
perang. Jihad (berjuang di jalan Allah) memang diwajibkan dalam Islam,
tetapi bukan untuk kepentingan politik, ekonomi, maupuan memaksa orang
maupun bangsa memeluk Islam. Bukan pula untuk menjajah, menindas,
lebih-lebih untuk kepentingan pragmatisme duniawi. Inilah yang
membedakan visi perang Islam dengan visi perang kelompok agama maupun
bangsa lain.”
Akuntansi, AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK, Teori Ekonomi Klasik vs Teori Ekonomi Keynesian, biaya, indonesia, presiden, analisa, perbankan, uang, neraca, RERANGKA KONSEPTUAL – SUATU MODEL (teori akuntansi), bursa efek, laba, manajemen, laba-laba, psikology, hikmah, tokoh, pemikiran, detik.com
pikiran ragu dan takut adalah jalan menuju kegagalan..taklukkan sikap negatif dan ragu dan anda menaklukkan kegagalan...
(Bryan Adams) (pepatah Arab) (Abu Bakar) (Kong Fu Cu) (Sarah Ban Beathnach) (Vincent Lombardi) (Kahlil Gibran) (Ingrid Bergman) (Aly ibn Abi Thalib) (Ibnu Khaldun) (William Blake) Ar Yu ReDEY..?!
|